Jumat, 26 November 2010

brOmO trip



Memang bukan pertama kali saya berkunjung ke gunung ini, tetapi karena ajakan teman-teman dan kerinduan saya yang sudah lama tidak mendaki gunung akhirnya saya berangkat juga ke brOmO, walau menurut saya ke brOmO tidak lagi layak disebut mendaki tetapi berekreasi, karena beberapa hal yang nanti akan saya ceritakan tentang wilayah gunung brOmO ini.

Dengan menggunakan 1 mobil dan 5 sepeda motor, kami yang beranggotakan 19 orang berangkat dari Surabaya dimulai sekitar pk21.30 WIS (Waktu Indonesia Surabaya). Perjalanan memang kami rencanakan malam hari karena lalu lintas jalan yang menuju arah brOmO relatif lebih sepi ketimbang pada siang hari, itu berarti juga kami akan bisa sedikit ngetai (ngebut tapi santai) agar perjalanan lebih singkat. Dikarenakan saya dan beberapa teman ada yang memakai sepeda motor, dan dibeberapa wilayah terjadi hujan kami terpaksa beberapa kali berhenti untuk menghindari hujan. Setelah memasuki kawasan pegunungan brOmO, laju perjalanan sedikit kami pelankan untuk lebih menikmati keadaan alam yang kami lalui. Sekitar pk01.30 kami telah berada di tempat peristirahatan sejenak (homestay) sebelum kami lanjutkan perjalanan turun menuju lautan pasir.

Sekitar pk03.00 WIB (Waktu Indonesia BrOmO) kami turun dari homestay menuju sea sand/lautan pasir (he..he..maaf agak maksa). Dalam perjalanan kami hanya membawa penerangan seadanya, ada yang membawa senter kecil atau memakai HP (mobile phone) sebagai alat penerangan. Sekitar 20 menit kami sudah berada di lautan pasir, tetapi karena masih dini hari dan saat itu hujan gerimis menemani kita alhasil keadaan jadi sangat-sangat gelap (biasanya jika tidak mendung/hujan kita masih bisa melihat jalan lewat bantuan cahaya bulan).


Berbekal slayer-syal-kerpus-sapu tangan-dsj ( dan sejenisnya) kami memakainya untuk menutupi bagian leher sampai kepala dalam menjelajahi lautan pasir yang bercampur gerimis. Sebenarnya telah tersedia mobil hardtop, ojek kuda sampai ojek motor tetapi kami bertekad untuk menjelajah brOmO dengan jalan kaki. (saya tidak tahu pastinya kapan di brOmO terdapat ojek motor karena terakhir saya ke brOmO ojek motor itu belum ada). Dikarenakan keadaan yang sangat gelap kami terpisah menjadi beberapa bagian, ada yang ber 5 ber 4 ber 3 sedangkan saya hanya ber 2 saja.

Hujan semakin lebat, sedangkan sebagian dari kami sudah terlanjur berada di lautan pasir, ada pula sebagian teman kami yang berbalik menuju homestay. Saya dan sebagian teman yang sudah terlanjur berada di lautan pasir memilih mencari tempat untuk berteduh. Saya yang hanya ber 2 meneruskan jalan walau hujan terus turun di sekitar kawasan brOmO. Awalnya saya beserta teman saya ini bertekad untuk tetap berjalan menembus gelap & hujan dengan mengandalkan tetap melihat patok-patok yang berada di lautan pasir agar kami tidak kesasar. Lama kami ber 2 berjalan dan teman kami yang berada di depan kami tidak kami temui akhirnya kami ber 2 kembali ke awal lautan pasir untuk berteduh, karena disana terdapat beberapa pohon untuk kami bersembunyi dari tetes-tetes air hujan sembari menunggu teman kami yang lain turun ( teman-teman yang memutuskan untuk kembali ke homestay).

Kami ber 2 berjalan kembali ke awal lautan pasir. Hawa yang teramat dingin membuat tubuh kami menggigil tidak karuan, air murni dari hidungpun keluar tanpa ada perintah, air murni di bagian bawah pun ingin mengikuti saudaranya yang telah keluar. Dalam perjalanan, saya mencari-cari toilet jikalau ada yang buka, akan tetapi karena keadaan masih dini hari alhasil tiada toilet yang buka yang terdapat disekitar wilayah lautan pasir. Lama saya tahan rasa ITU dan sampai dimana rasa kebelet pipis saya sudah tak tertahankan lagi akhirnya dengan membulatkan tekad, saya memberanikan diri untuk membebaskan dia dari belenggu dan saya akan melakukan-nya di kawasan lautan pasir(hmmm jarang-jarang saya melakukannya di alam bebas he..he..he..). Teman saya yang kebetulan perempuan, saya suruh untuk menjadi pengawas keadaan. Pertama-tama dia menolak mentah-mentah rencana saya, tetapi setelah saya memelas akhirnya dia setuju juga berperan sebagai pengawas sekitar disaat saya melepaskan 'gangguan' yang sedari tadi melanda. Untung keadaan sekitar gelap dan disertai kabut, sehingga kegiatan yang tidak mempunyai azas kesopanan itu tidak terlihat orang-orang sekitar.

Setelah saya selesai menyirami lautan pasir, kami ber 2 berjalan kembali untuk mencari tempat berteduh, dan akhirnya bertemu juga dengan tempat yang terdapat beberapa pohon yang cukup untuk menangkis air hujan sehingga tubuh kami tidak terlalu basah. Tak berapa lama kami berteduh tiba-tiba teman saya (sebut saja Raden Masayu) mengalami ganguan yang sempat saya alami. Dia berusaha selama mungkin menahan rasa ITU sampai pagi hari /sampai ada toilet yang buka. Saya menyarankan agar jangan ditahan, eh dia malah marah-marah katanya tidak mungkin seorang perempuan melakukan hal yang seperti saya lakukan tadi, akhirnya saya menyerah dan mengembalikan hal itu kepada dia saja. Tidak beberapa lama dan mungkin dia (RM.red) telah mengalami pergejolakan batin antara benar dan salah akhirnya RM menyerah dan meminta bantuan saya agar mencarikan solusi buat malah yang sedang ia hadapi. Saya menyarankan untuk melakukan ITU di semak-semak tetapi jauh dari tempat kita berteduh, akhirnya RM membalas dan menjadikan saya pengawas ketika dia melakukan ITU. Akan tetapi RM mau melepaskan 'gangguan' tersebut jika tidak jauh dari tempat kami duduk. Akhirnya tanpa cas-cis-cus RM melakukannya tepat disamping saya duduk, malu alasannya jika jauh-jauh dari tempat kami berteduh. Ya sudahlah tidak mengapa, daripada harus ditahan malah jadi penyakit, tapi ya bukan seperti ini caranya T_T. Tak perlu menunggu lama, suara guyuran air hujan dari YME bercampur dengan air hujan dr RM, tersadar bila ada kejadian yang tak diharapkan, saya langsung mengamati daerah sekitar tempat saya duduk dan membenarkan jika keadaan benar-benar AMAN.

Waktu menunjukkan pk05.00, hujan sudah mulai berubah menjadi gerimis, akhirnya saya dan RM memulai kembali berjalan menuju pendakian gunung brOmO. Dikarenakan tubuh kami yang beberapa lama hanya diam, akibatnya hawa dingin sangat-sangat berpengaruh pada tubuh kami. Lain halnya jika kami sudah berjalan/bergerak lama maka hawa dingin tidak akan seberapa terasa dikarenakan tubuh sudah mengeluarkan panas yang secara tidak langsung akan dapat menghangatkan badan.

Sekitar 1/2 jam kami berjalan hujan kembali turun dan sepertinya kali ini lebih lebat dari yang sebelumnya. Perjalanan di lautan pasir sudah cukup lumayan jauh dari tempat kami berteduh tadi, akhirnya kami memilih berteduh di warung-warung yang telah buka yang berada di kawasan lautan pasir. (saya juga belum tahu kapan pastinya ada warung yang cukup banyak dilautan pasir karena seperti halnya ojek motor, saya terakhir ke brOmo tidak menemui ini).













gunung Batok

Pada saat berteduh kali ini saya tepat berada di depan gunung Batok. Konon cerita masyarakat, gunung ini merupakan puncak dari gunug brOmO sebelum meletus pertama kali. Padahal gunung Batok ini lebih tinggi dari gunung brOmO. Jadi bisa dibayangkan jaman dahulu ketika brOmO belum terpisah dengan Batok ukuran gunung ini sebenarnya sangat BESAR dan TINGGI.
















Ada mungkin sekitar 2 jam kami berteduh kali ini, hal ini juga dilakukan teman kami yang lain tetapi dengan tempat yang berbeda. Ada yang berteduh di wilayah Pura, ada pula yang sudah tiba di kaki brOmO. Setelah keadaan sekitar cukup terang saya dan RM memulai kembali berjalan menuju kaki pendakian brOmO.



Di perjalanan mendaki brOmO kami sering berpapasan dengan para ojek kuda, mereka menawari orang-orang yang akan naik/turun dari puncak brOmO. Teman saya RM sudah mulai terlihat payah, nafasnya sudah tidak karuan, mungkin karena ini merupakan hal pertama kalinya dalam mendaki gunung. Menurut saya gunung brOmO bukan lagi merupakan gunung yang susah untuk didaki. Karena di sana sudah terdapat tangga untuk sampai di puncak setelah kita berjalan naik dari lautan pasir. Area kaki gunungnya pun lumayan landai, tidak terlalu curam/terjal.

Di tangga menuju pucak, akhirnya kami ber 2 bertemu teman-teman kami. Mereka ternyata ada yang sudah mencapai puncak, ada juga yang masih berada di puncak brOmO. Ingin rasanya saya berlari menuju puncak yang sudah terlihat mata, akan tetapi RM tampaknya sudah tak punya kekuatan untuk melangkah lagi. Dengan sedikit dorongan dari belakang, setapak demi setapak anak tangga kami naiki dan akhirnya sampai juga kami di puncak brOmO.

anak tangga bromo

Walau kami tidak mendapat sunrise karena hujan tapi tak apalah yang penting kerinduan saya akan pegunungan sedikit terobati. Rasa capai-lelah-letih kami terasa hilang ketika kami berada di puncak. Melihat pemandangan sekitar kawasan gunung dari puncaknya memang saat yang selalu saya nikmati di semua gunung yang saya daki.

di puncak bromo

Setelah kami puas (sebenarnya belum) menjelajahi kawasan gunung brOmO, tujuan kami setelah itu adalah air terjun madakaripura yang terletak tidak jauh dari gunung Bromo. Tapi itu tidak saya ceritakan saat ini, mungkin nanti di lain postingan.


Note : Perbedaan gunung brOmO dengan gunung lain yang pernah saya daki adalah di brOmO kita tidak usah repot bawa perbekalan yang banyak, karena di sana sudah tersedia banyak sekali orang-orang yang akan melayani kita mulai dari homestay awal, lautan pasir sampai puncak brOmO. Dari home stay sudah ada hardtop, ojek motor, dan ojek kuda untuk mengantar kita mengarungi lautan pasir sampai menuju tangga di puncak brOmO. Jika haus / lapar tinggal mampir saja di warung-warung yang sudah berjejer di wilayah lautan pasir, tu kan enak..yang penting harus bawa uang yang banyak ^__^

Kamis, 04 November 2010

Follower ke 484

Hah sudah ke 484 ? bukan followers di blog ini...la terus...? hmm...begini ceritanya... he..he...
Hari ini saya berencana keluar untuk meng-audit salah satu client perusahaan saya tetapi karena beberapa hal akhirnya saya urung pergi kesana, akhirnya ya stay saja di kantor. Dikarenakan
perubahan acara serta tidak adanya cadangan kegiatan di kantor dan bisa dipastikan bahwa hari ini bakal saya habiskan untuk 'ngutak-atik' komputer yang gak jelas.

Tapi setelah saya pikir-pikir ada hikmahnya juga saya tidak jadi untuk keluar kantor sebab saya bisa
mengunjungi Blog yang sangat jarang saya reken ini. Lama saya melihat blog saya ini dengan banyaknya draft yang saya simpan tetapi tidak diteruskan untuk bisa dijadikan posting, akhirnya saya hanya sempat mengunjungi teman-teman yang blognya sudah ada follower saya didalamnya, salah satunya sang cerpenis bercerita.


Memang link ini yang sering saya kunjungi sebab sang penulis rajin benar untuk setiap hari paling tidak melihat & hampir pasti meng-update blog yang dia miliki, ( wah sangat beda dengan saya he..he.. ). Satu per satu postingan sang penulis saya baca, dan bila ada yang 'menyentuh' hati dan pikiran saya tidak jarang saya meninggalkan comment di postingannya. Biasanya sang penulis [Fanny Fredlina.red] membalas datang mengunjungi serta meninggalkan commnet di blog saya.(..hu..hu terimakasih ya mbak fanny ^_^ ). Sampai dimana saya melihat follower sang cerpenis bercerita sudah sampai 625 juta orang, he..he.. becanda, yang benar 625 orang dan bagi saya jumlah segitu sudah sangat banyak dan itu membuktikan bahwa sang penulis / tulisan / catatan / postingan / de el el lah dari sang penulis sangat dinikmati oleh banyak pembaca. Bisa dilihat keteguhan dari sang penulis untuk berkomitmen pada hal yang telah ia pilih...setidaknya itu yang saya lihat dari sang penulis ini.

Kembali lagi dari followers, saya jadi teringat sejak saya menjadi follower sang cerpenis bercerita tepatnya pada bulan April 2010 dimana saya membuat
Blog ini pertama kali, saya mencari-cari foto saya untuk menghitung urutan keberapa saya di dalam deretan penggemar blog sang cerpenis bercerita ini.(hal ini menunjukkan bahwa saya sangat kurang kerjaan ^^), setelah saya hitung dengan seksama ( terlalu dibesar-besarkan ), saya berada diurutan 484 dari 625 followers.(sampai saya buat posting ini, dan saya lihat pasti akan terus bertambah), berarti dari bulan April - November ada tambahan 141 followers [baca : pembaca.red] yang ikut menanti tulisan/postingan dari sang penulis.

Walau urutan ke 484, ada perasaan senang yang menghinggapi saya walau saya tidak tahu mengapa. (mungkin jika pembaca sang cerpenis bercerita sampai angka 1000 jadi saya orang ke 484 yang tahu & mengikuti blog ini lebih dulu dibanding 516 orang sesudah saya), padahal mungkin yang punya blog tidak berfikir ke arah sana malah kok saya yang mikir sampai jauh ke sana ya....


Hal ini beserta postingan ini menunjukkan bahwa
'otak-atik' komputer saya sukses...saya berhasil membuat satu postingan untuk bulan ini..hore....(maaf jika membuat pembaca berfikir saya gila tetapi tak apa karena saya selama ini terlihat saya lebih suka membuat draft daripada postingan untuk blog saya ).

huft....saya meminta maaf untuk pihak-pihak yang saya sebutkan tanpa permintaan ijin terlebih dahulu dan terima kasih sudah menjadi bagian dari Blog saya.