Kamis, 10 Oktober 2013

PARAH !

Mungkin kata-kata itu yang cocok bagi saya saat ini. 2 hari lagi tepat 1 tahun postingan terakhir saya buat, berarti saya terlalu terpaku dengan kerjaan, dengan rutinitas yang membuat saya sampai tidak 'sempat' untuk blogwalking atau mencari postingan dari teman-teman untuk merefresh pikiran.

Memang dalam 1 tahun ini saya jarang atau lebih tepatnya susah menyisihkan waktu untuk jalan-jalan / refreshing.

Hmm tak tahu lah, tapi sekarang Lot kerja sudah mulai tertata, team juga sudah mulai terbentuk, jadi sudah ada ritme dalam bekerja. Jadi semoga bisa isi ruang kosong yang selama ini saya sempat tinggal.
                                                                                                                                                                   

huft....tulisan di atas garis sebenarnya adalah DRAFT......draft yang sudah berusia kira-kira hampir 2 tahun.

APAA !!!

draft saja lo sampai 2 tahun g di selesai-selesaikan, apalagi postingan. Saya g tahu juga kenapa ini sampai terjadi. Rutinitas kerja sudah membuat saya berubah sedemikian rupa, lupa segalanya, lupa apa yang saya sukai.

PARAH !

 judulnya pun itu untuk tulisan 2 tahun lalu yang rencananya saya posting, jikalau akhirnya hari ini saya posting harusnya judulnya saya ganti " PARAH..RAH..RAH..RAH.. !!!".

saya tidak mengerti saya harus marah ke siapa, yang pasti ke diri saya sendiri...

Rabu, 09 November 2011

JANGAN DOWN Yogi ! ! !

Saat ini adalah saat dimana saya sudah tahap kepayahan yang sangat, ( bukan Ke-payah-an yg indah ^_^ ) hal ini terjadi karena Laporan yang saya sedang dan telah saya kerjakan sampai saat ini belum selesai juga. Laporan yang baru rampung masih bulan 4, masih ada 6 bulan laporan lagi yang belum saya selesaikan, sedang waktu terus juga berjalan.

Kurangnya personel di team saya sangat membuat kami kewalahan dalam mengejar laporan perusahaan ini. Tapi kami tahu perkataan seperti itu hanya akan dianggap sebagai alasan saja oleh para BOS . Pembagian tugas pun sudah saya bagi, tapi memang untuk 'metani' begitu banyak transaksi yang janggal terasa sangat berat dengan personel yang ada. Untung teman - teman sekitar masih mau mendukung walau mereka hanya bisa mendukung agar tetap semangat, tapi hai itu sudah merupakan suntikan sprit yang sangat besar dan berarti.

Thank's a lot for my Team 'n my Lord..

Kamis, 29 September 2011

Ternyata aku MISTER GAPTEK juga

tu de poin saja ya..he..he..

Karena banyak teman yang mengatakan jika 'sercing' di om gugel tentang blog saya ini banyak dari mereka yang tidak menemukan, akhirnya saya mencoba sendiri untuk memastikannya. Dan akhirnya..eng-ing-eng..benar ternyata apa yang diberitakan oleh teman-teman, saya tidak menemukan blog saya di om gugel. Waah piye iki, padahal 'dulu' bisa.

Tanpa kehabisan akal saya ganti kata kunci pencarian menjadi 'yogi panama', eh yang ada malah akun Facebook, Twitter (yang saya buat untuk coba2 saja), dan akun Google. Saya cari dari halaman 1 sampai halan 4 tidak ada yang saya ingin cari, sampai dimana di halaman pencarian yang ke-5 saya menemukan link 'MISS GAPTEK BELAJAR' yang kebetulan blog ini juga saya follow. Di sana terdapat kata kunci 'panama yogi' yang langsung saya klik dan saya menemukan bahwa saya di review ( sebenarnya tidak di review cuma di kutip 'sak njulit'. Tapi tak apalah karena yang mengkutip mbak Fanny gitu loh jadi nampak berbeda he..he..) dan sang penulis mengatakan bahwa dia tidak bisa mengakses profil dan blog saya, apa iya?

Tanpa kehabisan akal bagian 2, saya membuka laman baru untuk mencoba mencari tahu apa benar profil saya tidak bisa di akses. Blog punya mbak Fanny yg satunya lagi ( yang ini ) saya buka yang dimana disana ada postingan 'komen' saya atas salah satu judul karya mbak Fanny. Saya coba klik 'aiken' yang terpampang wajah saya dan ".......JEGEELLRRR............." profil tidak tersedia. WAHHHH bagaimana ceritanya jadi gini, akhirnya saya cari-cari solusi & akhirnya bisalah profil saya di akses. Huft...lega rasanya, masih ada ganjalan karena om gugel masih tidak bisa mencari dengan kata kunci nama blog " catatan otak-hati " saya. Tapi tak apalah, itu masih akan menjadi PR saya nanti.

Untuk teman-teman yang kemarin tidak bisa akses ke saya maaf karena baru bisa saya tindaklanjuti sekarang, itu karena waktu lenggang di kerjaan baru saya ini sangat sedikit, tapi saya janji untuk rajin posting walau hanya satu huruf.he..he..

Untuk mbak Fanny Terima Kasih sekali lagi karena telah membantu walau secara tidak langsung dan jangan pernah bosen untuk mengomeli saya untuk UPDATE...

Thank's alot 4 all my friends.



nb : maaf, di awal posting sebetulnya ingin 2 de poin eh malah panjang lebar.. ^_^

Selasa, 13 September 2011

ke-Payah-an yang Indah



Perjalanan ini saya lakukan beberapa hari menjelang bulan Ramadhan di tahun 2011, dan tempat yang kami tuju adalah Gunung Welirang. Oh ya dalam perjalanan ini 'kami' adalah saya ditemani oleh kakak.

Sebenarnya saya tidak berniat melakukan perjalanan ini dikarenakan waktu luang yang saya punya hampir tidak ada, untuk meminta ijin cuti di kantor yang baru ini pun masih sungkan. Tetapi melihat kakak yang mencoba melakukan perjalanan sendiri saya tergugah untuk menemaninya sekalian ber nostalgila. Akhirnya saya memutuskan untuk meminta cuti dari kantor tetapi tidak saya bilang akan jalan-jalan ke gunung (bisa di pecat nanti) akan tetapi ijin untuk 'keperluan keluarga yang tidak bisa di tunda' he..he..

Setelah malam harinya kami packing peralatan untuk melaksanakan hajat kami, tepat pk.03.30 WIB berangkatlah kami dari Surabaya menuju Pandaan menggunakan sepeda motor saya. Udara dini hari yang sangat dingin namun segar dengan setia menemani disepanjang perjalanan.Pukul 04.45 WIB sampailah kami di pos pendaftaran awal, namun keadaan saat itu sangat sepi melompong tak ada seorangpun. Menunggu adalah kegiatan yang terpaksa dilakukan untuk menanti sang penjaga portal datang. Lumayan lama juga kami menunggu dan akhirnya pos pendaftaranpun dibuka pk.08.00 WIB. Setelah berdo'a dan mengecek peralatan agar jalan yang kami lalui lancar, kami memulai menapaki kaki gunung Welirang.

Pos 1 (Pet Bocor) kami lewati dengan cukup cepat hanya 20 menit dari pos pendaftaran, jalan yang kami laluipun bisa dibilang cukup mudah. Namun perjalanan menuju pos 2 lah yang kami khawaturkan, sebab tenaga kami akan mulai terkuras, itu dikarenakan jalan yang akan dilalui mulai terjal dan curam disertai berbatu.



















Tak terasa waktu berjalan hampir 3 jam dan sampailah kami di Pos 2 (Kokopan), kami putuskan untuk beristirahat sejenak untuk mengisi perut dan meluruskan kaki yang sudah terasa tegang. Saya memilih tempat dimana pohon-pohon besar melindungi saya dari sinar matahari. Rasa takjub muncul dikarenakan efek dari keadaan sekitar dimana masih banyak pohon yang berdiri dan tumbuh dengan lebat, melihat ini membuat saya berdo'a agar 'mereka' bisa bertahan setidaknya 100 atau bahkan 1000 tahun lagi.


Saking enaknya kami beristirahat dan berteduh membuat tubuh kami kembali 'dingin' (terlalu lemas), hal ini akan membutuhkan proses pemanasan lagi agar tubuh kami kembali panas. Kami pun melanjutkan perjalan menuju Pos 3 (Pondok'an) dengan tubuh yang lemas. Sebenarnya trek yang kami lalui tidak jauh beda dengan perjalanan menuju Pos 2, tetapi keadaan badan yang telah lemas dan tak kunjung panas kembali membuat kaki-kaki kami kram. Dalam perjalananpun kami banyak melakukan beristirahat sejenak walaupun hanya berdiri diam, hal ini betujuan untuk menghilangkan rasa kram dan nyeri di kaki kami.

Tak terasa sudah memasuki sore hari tetapi kami belum sampai separuh perjalanan menuju Pos 3. Kabutpun sudah mulai menyelimuti saat kami memasuki kawasan Hutan Pinus.

hutan pinus

Rasa lelah semakin hinggap dan tak kunjung pergi, dalam keputusasaan kami melihat puncak gunung yang masih sangat jauh dari tempat kami berdiri, sinar mataharipun sudah semakin menghilang.

main of the mountain - still far away

Akhirnya kami memutusan untuk kembali ke Pos 2 karena tak mungkin kami melanjutkan menuju Pos 3 dengan keadaan kami yang seperti saat itu, perlu setidaknya waktu 2 jam untuk kami kembali turun menuju Kokopan. Sesampainya di Kokopan kami langsung menyiapkan peralatan untuk memasak makanan dan tempat untuk beristirahat sampai pagi menjelang. Dingin yang sangat menusuk tulang harus kami lalui semalaman, hal ini terjadi karena tubuh kami yang drop, lain halnya jika keadaan tubuh fit kemungkinan kami sampai kedinginan menggigil tidak akan terjadi.

Waktu terasa lama tidurpun tidak bisa nyenyak, sampai dimana saya melihat sudah pukul 03.00 dan saya putuskan tidak berusaha lagi untuk memejamkan mata namun mengontrol hawa dingin yang menyelimuti saya. Pukul 04.45 saya putuskan untuk keluar sembari melemaskan kaki yang kaku, sementara kakak masih terlelap tidur, akan tetapi saya juga ragu apa dia bisa tidur selelap itu dengan kaki yang kram dan badan yang drop. Tak lama Sinar sang Surya sudah mulai terlihat dan orang-orang juga mulai bermunculan bersama-sama menunggu sang Surya muncul.
















huft....pemandangan yang sangat indah yang sekali lagi Tuhan tunjukkan padaku...



semakin lama cahaya matahari semakin banyak menerangi kami dan kenyataan yang saya sangat tunggu setiap saya mendaki gunung bahwa kami semua berada di atas awan..



Dinginnya hawa yang tadi saya rasakan dalam sekejap terkalahakan oleh rasa takjub yang ada saat saya berada pada situasi saat itu. Sinar surya pun semakin lama semakin terang dan memenuhi tempat kami mendirikan tenda, orang-orangpun semakin ramai keluar dari tenda-tenda mereka guna melihat Sang Surya terbit. Dan saat yang kami tunggu kahirnya datang jua, kami dapat melihat serta menikmatiNYA tanpa merasakan silau yang terkena pada mata kami.



akhirnya Sang Surya muncul juga............

setelah terasa puas kami merasakan keadaan yang ada dan mengisi perut untuk tenaga, akhirnya kami berjalan untuk menuruni gunung kembali ke Pos pendaftaran dan kembali pulang.


"buah tangan yang saya bawa adalah rasa sakit di kaki dan badan serta kenangan indah yang kembali menjadi catatan untuk otak dan hati."

Senin, 08 Agustus 2011

Maafkan aku, Blog-ku

Sudah hampir lebih dari 8 bulan sejak terakhir saya isi blog saya ini. Sebetulnya tidak sepenuhnya "HILANG", cuma tiada kesempatan untuk menulis postingan di blog ini.

Banyaknya kerjaan di tempat kerja baru saya ini yang membuat waktu berputar sangat-sangat cepat.

Draft ini pun sdh ada di dalalm blog dari bulan Juni, tuh kan untuk melanjutkan draft saja saya belum sempat...Jalan2 ke Blog teman - teman pun juga sangat jarang saya lakukan.

Semoga ini tak berkelanjutan....


Minggu, 12 Desember 2010

hhuufftt..


saya tahu cara untuk diam

saya tahu cara untuk bermimpi

saya tahu cara untuk hadapi ini
saya tahu cara untuk membuktikannya


saya tahu cara untuk membangun ini
saya tahu pula untuk menghancurkannya

saya tahu cara untuk membuat kamu menangis

saya tahu pula cara untuk membuat kamu bahagia
saya tahu cara untuk membuat kamu cinta
saya tahu pula cara untuk membuat kamu benci

saya
saya tahu saat kamu mendekat
saya tahu pula saat kamu menjauh dari saya




saya tahu waktu terus berjalan
saya tahu pula bahwa saya tidak akan selalu ada untukmu

saya cuma tidak tahu cara untuk.....


meninggalkan-mu

"maaf atas semua kekurangan saya"




Jumat, 26 November 2010

brOmO trip



Memang bukan pertama kali saya berkunjung ke gunung ini, tetapi karena ajakan teman-teman dan kerinduan saya yang sudah lama tidak mendaki gunung akhirnya saya berangkat juga ke brOmO, walau menurut saya ke brOmO tidak lagi layak disebut mendaki tetapi berekreasi, karena beberapa hal yang nanti akan saya ceritakan tentang wilayah gunung brOmO ini.

Dengan menggunakan 1 mobil dan 5 sepeda motor, kami yang beranggotakan 19 orang berangkat dari Surabaya dimulai sekitar pk21.30 WIS (Waktu Indonesia Surabaya). Perjalanan memang kami rencanakan malam hari karena lalu lintas jalan yang menuju arah brOmO relatif lebih sepi ketimbang pada siang hari, itu berarti juga kami akan bisa sedikit ngetai (ngebut tapi santai) agar perjalanan lebih singkat. Dikarenakan saya dan beberapa teman ada yang memakai sepeda motor, dan dibeberapa wilayah terjadi hujan kami terpaksa beberapa kali berhenti untuk menghindari hujan. Setelah memasuki kawasan pegunungan brOmO, laju perjalanan sedikit kami pelankan untuk lebih menikmati keadaan alam yang kami lalui. Sekitar pk01.30 kami telah berada di tempat peristirahatan sejenak (homestay) sebelum kami lanjutkan perjalanan turun menuju lautan pasir.

Sekitar pk03.00 WIB (Waktu Indonesia BrOmO) kami turun dari homestay menuju sea sand/lautan pasir (he..he..maaf agak maksa). Dalam perjalanan kami hanya membawa penerangan seadanya, ada yang membawa senter kecil atau memakai HP (mobile phone) sebagai alat penerangan. Sekitar 20 menit kami sudah berada di lautan pasir, tetapi karena masih dini hari dan saat itu hujan gerimis menemani kita alhasil keadaan jadi sangat-sangat gelap (biasanya jika tidak mendung/hujan kita masih bisa melihat jalan lewat bantuan cahaya bulan).


Berbekal slayer-syal-kerpus-sapu tangan-dsj ( dan sejenisnya) kami memakainya untuk menutupi bagian leher sampai kepala dalam menjelajahi lautan pasir yang bercampur gerimis. Sebenarnya telah tersedia mobil hardtop, ojek kuda sampai ojek motor tetapi kami bertekad untuk menjelajah brOmO dengan jalan kaki. (saya tidak tahu pastinya kapan di brOmO terdapat ojek motor karena terakhir saya ke brOmO ojek motor itu belum ada). Dikarenakan keadaan yang sangat gelap kami terpisah menjadi beberapa bagian, ada yang ber 5 ber 4 ber 3 sedangkan saya hanya ber 2 saja.

Hujan semakin lebat, sedangkan sebagian dari kami sudah terlanjur berada di lautan pasir, ada pula sebagian teman kami yang berbalik menuju homestay. Saya dan sebagian teman yang sudah terlanjur berada di lautan pasir memilih mencari tempat untuk berteduh. Saya yang hanya ber 2 meneruskan jalan walau hujan terus turun di sekitar kawasan brOmO. Awalnya saya beserta teman saya ini bertekad untuk tetap berjalan menembus gelap & hujan dengan mengandalkan tetap melihat patok-patok yang berada di lautan pasir agar kami tidak kesasar. Lama kami ber 2 berjalan dan teman kami yang berada di depan kami tidak kami temui akhirnya kami ber 2 kembali ke awal lautan pasir untuk berteduh, karena disana terdapat beberapa pohon untuk kami bersembunyi dari tetes-tetes air hujan sembari menunggu teman kami yang lain turun ( teman-teman yang memutuskan untuk kembali ke homestay).

Kami ber 2 berjalan kembali ke awal lautan pasir. Hawa yang teramat dingin membuat tubuh kami menggigil tidak karuan, air murni dari hidungpun keluar tanpa ada perintah, air murni di bagian bawah pun ingin mengikuti saudaranya yang telah keluar. Dalam perjalanan, saya mencari-cari toilet jikalau ada yang buka, akan tetapi karena keadaan masih dini hari alhasil tiada toilet yang buka yang terdapat disekitar wilayah lautan pasir. Lama saya tahan rasa ITU dan sampai dimana rasa kebelet pipis saya sudah tak tertahankan lagi akhirnya dengan membulatkan tekad, saya memberanikan diri untuk membebaskan dia dari belenggu dan saya akan melakukan-nya di kawasan lautan pasir(hmmm jarang-jarang saya melakukannya di alam bebas he..he..he..). Teman saya yang kebetulan perempuan, saya suruh untuk menjadi pengawas keadaan. Pertama-tama dia menolak mentah-mentah rencana saya, tetapi setelah saya memelas akhirnya dia setuju juga berperan sebagai pengawas sekitar disaat saya melepaskan 'gangguan' yang sedari tadi melanda. Untung keadaan sekitar gelap dan disertai kabut, sehingga kegiatan yang tidak mempunyai azas kesopanan itu tidak terlihat orang-orang sekitar.

Setelah saya selesai menyirami lautan pasir, kami ber 2 berjalan kembali untuk mencari tempat berteduh, dan akhirnya bertemu juga dengan tempat yang terdapat beberapa pohon yang cukup untuk menangkis air hujan sehingga tubuh kami tidak terlalu basah. Tak berapa lama kami berteduh tiba-tiba teman saya (sebut saja Raden Masayu) mengalami ganguan yang sempat saya alami. Dia berusaha selama mungkin menahan rasa ITU sampai pagi hari /sampai ada toilet yang buka. Saya menyarankan agar jangan ditahan, eh dia malah marah-marah katanya tidak mungkin seorang perempuan melakukan hal yang seperti saya lakukan tadi, akhirnya saya menyerah dan mengembalikan hal itu kepada dia saja. Tidak beberapa lama dan mungkin dia (RM.red) telah mengalami pergejolakan batin antara benar dan salah akhirnya RM menyerah dan meminta bantuan saya agar mencarikan solusi buat malah yang sedang ia hadapi. Saya menyarankan untuk melakukan ITU di semak-semak tetapi jauh dari tempat kita berteduh, akhirnya RM membalas dan menjadikan saya pengawas ketika dia melakukan ITU. Akan tetapi RM mau melepaskan 'gangguan' tersebut jika tidak jauh dari tempat kami duduk. Akhirnya tanpa cas-cis-cus RM melakukannya tepat disamping saya duduk, malu alasannya jika jauh-jauh dari tempat kami berteduh. Ya sudahlah tidak mengapa, daripada harus ditahan malah jadi penyakit, tapi ya bukan seperti ini caranya T_T. Tak perlu menunggu lama, suara guyuran air hujan dari YME bercampur dengan air hujan dr RM, tersadar bila ada kejadian yang tak diharapkan, saya langsung mengamati daerah sekitar tempat saya duduk dan membenarkan jika keadaan benar-benar AMAN.

Waktu menunjukkan pk05.00, hujan sudah mulai berubah menjadi gerimis, akhirnya saya dan RM memulai kembali berjalan menuju pendakian gunung brOmO. Dikarenakan tubuh kami yang beberapa lama hanya diam, akibatnya hawa dingin sangat-sangat berpengaruh pada tubuh kami. Lain halnya jika kami sudah berjalan/bergerak lama maka hawa dingin tidak akan seberapa terasa dikarenakan tubuh sudah mengeluarkan panas yang secara tidak langsung akan dapat menghangatkan badan.

Sekitar 1/2 jam kami berjalan hujan kembali turun dan sepertinya kali ini lebih lebat dari yang sebelumnya. Perjalanan di lautan pasir sudah cukup lumayan jauh dari tempat kami berteduh tadi, akhirnya kami memilih berteduh di warung-warung yang telah buka yang berada di kawasan lautan pasir. (saya juga belum tahu kapan pastinya ada warung yang cukup banyak dilautan pasir karena seperti halnya ojek motor, saya terakhir ke brOmo tidak menemui ini).













gunung Batok

Pada saat berteduh kali ini saya tepat berada di depan gunung Batok. Konon cerita masyarakat, gunung ini merupakan puncak dari gunug brOmO sebelum meletus pertama kali. Padahal gunung Batok ini lebih tinggi dari gunung brOmO. Jadi bisa dibayangkan jaman dahulu ketika brOmO belum terpisah dengan Batok ukuran gunung ini sebenarnya sangat BESAR dan TINGGI.
















Ada mungkin sekitar 2 jam kami berteduh kali ini, hal ini juga dilakukan teman kami yang lain tetapi dengan tempat yang berbeda. Ada yang berteduh di wilayah Pura, ada pula yang sudah tiba di kaki brOmO. Setelah keadaan sekitar cukup terang saya dan RM memulai kembali berjalan menuju kaki pendakian brOmO.



Di perjalanan mendaki brOmO kami sering berpapasan dengan para ojek kuda, mereka menawari orang-orang yang akan naik/turun dari puncak brOmO. Teman saya RM sudah mulai terlihat payah, nafasnya sudah tidak karuan, mungkin karena ini merupakan hal pertama kalinya dalam mendaki gunung. Menurut saya gunung brOmO bukan lagi merupakan gunung yang susah untuk didaki. Karena di sana sudah terdapat tangga untuk sampai di puncak setelah kita berjalan naik dari lautan pasir. Area kaki gunungnya pun lumayan landai, tidak terlalu curam/terjal.

Di tangga menuju pucak, akhirnya kami ber 2 bertemu teman-teman kami. Mereka ternyata ada yang sudah mencapai puncak, ada juga yang masih berada di puncak brOmO. Ingin rasanya saya berlari menuju puncak yang sudah terlihat mata, akan tetapi RM tampaknya sudah tak punya kekuatan untuk melangkah lagi. Dengan sedikit dorongan dari belakang, setapak demi setapak anak tangga kami naiki dan akhirnya sampai juga kami di puncak brOmO.

anak tangga bromo

Walau kami tidak mendapat sunrise karena hujan tapi tak apalah yang penting kerinduan saya akan pegunungan sedikit terobati. Rasa capai-lelah-letih kami terasa hilang ketika kami berada di puncak. Melihat pemandangan sekitar kawasan gunung dari puncaknya memang saat yang selalu saya nikmati di semua gunung yang saya daki.

di puncak bromo

Setelah kami puas (sebenarnya belum) menjelajahi kawasan gunung brOmO, tujuan kami setelah itu adalah air terjun madakaripura yang terletak tidak jauh dari gunung Bromo. Tapi itu tidak saya ceritakan saat ini, mungkin nanti di lain postingan.


Note : Perbedaan gunung brOmO dengan gunung lain yang pernah saya daki adalah di brOmO kita tidak usah repot bawa perbekalan yang banyak, karena di sana sudah tersedia banyak sekali orang-orang yang akan melayani kita mulai dari homestay awal, lautan pasir sampai puncak brOmO. Dari home stay sudah ada hardtop, ojek motor, dan ojek kuda untuk mengantar kita mengarungi lautan pasir sampai menuju tangga di puncak brOmO. Jika haus / lapar tinggal mampir saja di warung-warung yang sudah berjejer di wilayah lautan pasir, tu kan enak..yang penting harus bawa uang yang banyak ^__^